Monday, May 9, 2011

Nilai Kehidupan

Adikku,
Di saat kita hanya berfikir untuk hidup bagi diri sendiri
Terasalah oleh kita bahawa kehidupan ini begitu sempit dan pendek
Hanya bermula dengan kelahiran kita, dan berakhir dengan kematian
Berangkat dari pertama kali kita digelarkan di atas bumi, dan kemudian kembali ke bumi lagi.

.

Tetapi adikku,
Jika hidup kita untuk aqidah dan untuk orang lain
Maka terasalah hidup ini begitu luas dan panjang
Ia lahir bersama kemanusiaan, dan tidak akan mati
Walau setelah ruh terlepas dari jasad ini, walau berpisah dengan bumi.


Kita akan merasa bahagia dan puas!
Hakikat umur kita berlipat ganda jauh melebihi jumlah angkanya
Walaupun pada hitungan tahun, usia kita kecil sahaja
Itulah kebahagiaan hakiki
Bukan kebahagiaan fantasi.


Dalam kehidupan seperti itu
Tergambarlah keuntungan yang kita peroleh sejak awal kelahiran kita
Dari hari ke hari
Dari masa ke masa
Dan seluruh umur kita
Keuntungan itu terasa dalam perasaan kita, pada setiap langkah kita.


Terasa betul bahawa hidup ini
Bukan sekadar berapa lama nafas ini keluar masuk dari tubuh kita
Bukan sekadar berapa banyak jumlah angka umur kita
Tapi hidup ini diukur dan dinilai dari kepuasan rohani yang dapat kita rasakan!


Inilah kenyataan yang dinamakan Realiti.
Bukan seperti imaginasinya kaum yang materialistik itu
Dan inilah hakikat hidup di atas segala hakikat yang mereka perkatakan.


(petikan surat As-Syahid Syed Qutb dari dalam penjara, kepada adiknya, Hamidah Qutb)



memberilah selagi kita mampu

kerana bukan redha manusia yang dicari

tapi pada Illahi Rabbi..

merasai kemanisan memberi

sebenarnya lebih indah dari menerima~

.

Bertanya Tentang Cinta

alam juga memberi demi cinta..


Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…

Bumi menjawab: “CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”


Air menjawab: “CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan


Api menjawab: “CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”


Angin menjawab: “CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”


Langit menjawab: “CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu


Matahari menjawab: “CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”


Pohon menjawab: “CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”


Gunung menjawab: “CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”


Lalu, Aku bertanya pada CINTA: “Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”

CINTA menjawab: “CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.”

“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”

“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”

“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”

Aku lantas bertanya pada CINTA: “Bisakah aku merasakannya?”

Sambil berlaru CINTA menjawab: “Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”

Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”


Wahai pemilik hati-hati, andai aku belum cukup memberi, ujilah hamba dengan mehnah dan tribulasi sampai satu masa hamba tidak daya lagi dan saat itu hamba akan merasa puas di hati kerana ianya telah penuh dengan cinta Illahi..


Korbankan perasaan pada jalan Illahi,biar satu dunia mengeji,mencaci,tapi demi jalan ini, teruskan langkah sampai tiada daya lagi,biar semua tahu yang kau sebenarnya mampu,asal ada Dia di sisimu~

-saat ini saya sangat down,,mujur ada akhawat di sisi yang memberi perkongsian buat menaikkan kembali iman dalam diri dan cuba memeriksa kembali persekitaran hati agar tidak tercemar dengan kekotoran nafsu yang menipu..-


atas katil

mengenang nasib diri

9 Mei 2011

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...